![]() |
ilustrasi dari Googlw |
Pemateri : Dr. Sardi
Edisi : Kamis, 28 April 2017
Edisi : Kamis, 28 April 2017
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah kondisi ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan, namun tidak bersifat kanker. Kelenjar prostat merupakan sebuah kelenjar berukuran kecil yang terletak pada rongga pinggul antara kandung kemih dan penis.
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sel-sel sperma. Pada saat terjadi ejakulasi, prostat akan berkontraksi sehingga cairan tersebut akan dikeluarkan bersamaan dengan sperma, hingga menghasilkan cairan semen.
Karena kelenjar prostat hanya dimiliki oleh pria, maka tentu saja seluruh penderita BPH adalah pria. Umumnya pria yang terkena kondisi ini berusia di atas 50 tahun. Banyak penderita yang berpikiran bahwa menderita BPH berarti memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker prostat. Ternyata anggapan ini tidak benar, karena hingga saat ini masih belum ditemukan keterkaitan antara BPH terhadap peningkatan risiko kanker prostat.
Gejala BPH
Berikut ini gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita pembesaran prostat jinak (BPH):
- Selalu ingin berkemih, terutama pada malam hari.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Inkontinensia urine atau beser.
- Sulit mengeluarkan urine.
- Mengejan pada waktu berkemih.
- Aliran urine tersendat-sendat.
- Mengeluarkan urine yang disertai darah.
- Merasa tidak tuntas setelah berkemih.
Pengobatan BPH
Penanganan BPH berbeda-beda pada setiap penderitanya. Dokter akan memilih jenis penanganan yang paling sesuai berdasarkan beberapa faktor seperti:
- Kondisi kesehatan penderita secara umum.
- Tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan oleh penderita.
- Usia penderita.
- Ukuran prostat.
Penanganan pembesaran prostat jinak (BPH) sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penanganan BPH dengan gejala ringan dan penanganan BPH dengan gejala sedang hingga parah.
BPH ringan biasanya cukup ditangani dengan obat-obatan, terapi menahan berkemih, dan perubahan gaya hidup.
Sebenarnya penyebab persis pembesaran prostat jinak (BPH) masih belum diketahui. Namun kondisi ini diperkirakan terjadi karena adanya perubahan pada kadar hormon seksual akibat proses penuaan.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena BPH adalah:
- Kurang berolahraga dan obesitas.
- Faktor penuaan.
- Menderita penyakit jantung atau diabetes.
- Efek samping obat-obatan penghambat beta (beta blockers).
- Keturunan
Pencegahan BPH
Risiko pembesaran prostat jinak (BPH) dapat dicegah melalui konsumsi makanan yang kaya akan serat dan protein, serta rendah lemak. Berikut ini contoh-contoh makanan dengan kadar serat tinggi:
- Kacang hijau
- Beras merah
- Gandum
- Brokoli
- Kubis
- Lobak
- Bayam
- Apel
Berikut ini contoh-contoh makanan dengan kadar protein tinggi:
- Ikan
- Telur
- Kacang kedelai
- Susu rendah lemak
- Dada ayam
- Keju
Sumber: www.alodokter.com
Kajian FKDI Khusus Akhwat
No comments:
Post a Comment